Rabu, 21 November 2012

TREN HARGA MINYAK Minyak masih berpeluang menguat

JAKARTA. Harga minyak bergerak fluktuatif. Hasil pertemuan para Menteri Keuangan Uni Eropa yang gagal mencapai keputusan tentang paket pendanaan bagi Yunani menjadi satu penyebabnya.
Harga kontrak minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari 2013 di Bursa Nymex, kemarin (21/11), pukul 17.15 WIB, berada di level US$ 87,36 per barel. Jika dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya, harga minyak menanjak sebesar 0,70%.
Pada perdagangan intraday, harga minyak sempat melemah di US$ 86,65 per barel di perdagangan siang. Pada sore hari, harga minyak terangkat ke level tertinggi sehari di US$ 87,54 per barel.
Eurogroup meeting di Brussels, gagal mencapai kata sepakat soal pemberian bailout untuk mengurangi utang Yunani. Pertemuan yang berlangsung, Selasa (20/11), hanya menghasilkan keputusan bahwa langkah pendanaan bagi Yunani akan menunggu pertemuan berikutnya pada 26 November. 
Ketidakpastian kondisi ekonomi Yunani ini membuat investor pesimistis terhadap masa depan zona Euro. Ini membuat harga minyak tertekan. Sementara itu, rilis data persediaan harga minyak di AS yang meningkat, menjadi sentimen yang mengangkat harga minyak.
Rilis The American Petroleum Institute (API) menunjukkan, persediaan minyak mentah di AS terpangkas 1,9 juta barel dalam sepekan yang berakhir pada 16 November. Namun, menurut prediksi analis yang disurvei Bloomberg, data persediaan minyak dari Departemen Energi AS akan meningkat 1 juta barel.
"Jumlah persediaan minyak di AS masih volatile. Kita sedang menunggu data dari Departemen Energi untuk mencari arah harga minyak ke depan," ujar Jonathan Barrat, CEO Barratt's Bulletin di Sydney seperti dikutip Bloomberg. 
Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy mengatakan, fluktuasi harga minyak terjadi akibat tarik menarik antara dua faktor fundamental, yaitu konflik di Timur Tengah dan ketidakstabilan ekonomi Eropa. Kondisi Eropa membuat euro melemah dan dollar AS otomatis menguat, sehingga harga minyak turun. "Namun, konflik di Timur Tengah menjadi faktor geopolitik yang membuat harga minyak tidak turun terlalu tajam,” ungkap Nizar, kemarin.
Proyeksi Nizar, dalam sepekan harga minyak masih akan cenderung naik di kisaran support US$ 85,50 dan resistance US$ 87,50 per barel.

Selasa, 13 November 2012

Analis: Sentimen negatif Dow memberatkan IHSG

JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan kembali terjebak dalam perdagangan yang sempit. Setelah Wall Street terkoreksi semalam dan menyambut libur panjang, aksi ambil untung membayangi IHSG.
"IHSG akan bergerak lambat dan diwarnai aksi profit taking di beberapa counter saham menjelang long weekend," kata Edwin Sebayang, Analis MNC Securities, Rabu (14/11).

Senimen negatif juga datang dari kejatuhan Dow Jones Industrial Average ke level terendah selama 3,5 bulan terakhir. "Kejatuhan saham berbasis teknologi dan semakin membesarnya defisit APBN Amerika Serikat (AS)  di bulan Oktober, adalah yang menggiring kejatuhan Dow Jones," jelas Edwin.

Secara teknikal, tampak pola Short White Candle terbentuk atas IHSG. Menurut Edwin, pola ini  mengindikasikan peluang rebound lemah. Ia memprediksi pergerakan IHSG hari ini berkisar antara 4.307-4.343.

Saham-saham yang ia rekomendasikan untuk jual adalah ANTM dan INCO. Sementara rekomendasi beli untuk saham BBCA, SMCB, AKRA, BBTN, ASRI, PGAS, HERO, SMGR, CPIN, JPFA, CTRA, ADES, RANC, dan SMRA.

Analis e-trading Betrand Reynaldi memprediksi IHSG akan cenderung negatif dengan sentimen mixed di kisaran 4.272-4.366. "Saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain GIAA, BKSL, dan AISA," imbuhnya.

Oleh Dyah Ayu Kusumaningtyas

Deutsche Bank: Emas bisa capai US$ 2.000 di 2013

LONDON. Deutsche Bank AG memperkirakan harga emas bisa melambung ke atas US$ 2.000 per ons tahun depan, pada saat bank-bank sentral menambah stimulus untuk melanjutkan pemulihan ekonomi.
“Harga itu dengan pandangan bahwa bank sentral akan terus mencetak uang,” kata Raymond Key, Kepala Perdagangan Logam Deutsche Bank AG London ketika menghadiri pertemuan tahunan the London Bullion Market Association kemarin.
Emas memasuki penguatan di tahun ke-12. Reli harga emas diperkirakan berlanjut dengan maraknya langkah stimulus dari pemerintah dan bank-bank sentral di berbagai penjuru dunia demi mengatasi resesi global dan efek krisis Eropa. Langkah kebijakan longgar seperti Quantitative Easing bakal menurunkan nilai mata uang dan mengerek inflasi.
Kondisi ini bakal memicu kenaikan emas. Kepemilikan exchange traded fund (ETF) berbasis emas meningkat dan mencapai jumlah terbesar pekan lalu.
“Emas dari sleuruh logam yang lain akan menjadi penampil terbaik. Penggerak terbesar emas adalah ETF,” kata Jeremy East, Kepala Perdagangan Logam dan Produk Terstruktur Standard Chartered Plc.
Harga emas spot sudah menanjak 10% tahun ini. Jika dihitung dari Desember 2008 ke Juni 2011, peridoe ketika The Fed melakukan Quantitative Easing tahap II senilai US$ 2,3 triliun, harga emas melesat 70%.
Reli emas sudah mature
Namun, para peserta acara London Bullion sebenarnya tidak terlalu bullish atas harga emas seperti sebelumnya. Survei yang dilakukan atas para peserta menyatakan prediksi rata-rata mereka emas akan mencapai US$ 1.849 pada September 2013. Pada survei sebelumnya tanggal 12 November, mereka memprediksi harga di level US$ 1.914.
“Outlook cukup positif bagi emas, tapi orang jangan berharap terlalu banyak. Kita berhadapan dengan pasar yang secara fundamental dalam posisi beli. Reli emas akan menjadi lebih mature,” imbuh Key.
Menurut laporan Barclays Plc pada 8 November lalu, investor membeli emas lewat ETF sebanyak 200 metrik ton tahun ini, naik dari 175 ton di 2011. Angka tersebut setara dengan 4,6% dari pasokan emas fisik yang sebanyak 4.323 ton tahun ini.
Brasil, Korea Selatan, dan Rusia adalah beberapa negara yang menambah emas dalam cadangan devisa mereka, menurut data IMF tahun ini. Negara-negara di dunia memborong 254,2 ton emas di paruh pertama 2012. Dengan kondisi ini, kepemilikan emas mereka diperkirakan akan melebihi jumlah kepemilikan tahun lalu sebesar 456 ton.

Minggu, 11 November 2012

Harga emas mendekati level termahal 3 pekan

MELBOURNE. Harga kontrak emas ditransaksikan mendekati level tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Pagi tadi, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat naik sebesar 0,3% menjadi US$ 1.736,75 per troy ounce. Pada pukul 09.41 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di posisi US$ 1.735,40 per troy ounce.

Pada pekan lalu, harga emas sempat menyentuh level US$ 1.739,04, level harga termahal  sejak 19 Oktober lalu. Sementara itu, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik 0,3% menjadi US$ 1.736,80 per troy ounce di Comex, New York.

Kenaikan harga emas terjadi setelah investor fokus pada masalah perdebatan anggaran AS. Selain itu, sentimen lainnya adalah penurunan PDB Jepang di kuartal III yang terburuk sejak musibah gempa 2011 lalu.

"Permintaan emas oleh investor belum pudar. Negara-negara dunia masih memiliki skenario utang, masih menemui perlambatan pertumbuhan, dan angka pengangguran yang tinggi," papar David Lenox, resource analyst Fat Prophets di Sydney.

Emas terangkat spekulasi kelanjutan stimulus AS

JAKARTA. Harga emas menanjak. Spekulasi Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan stimulus moneter seiring kembali terpilihnya Barack Obama sebagai orang nomor satu di AS, meningkatkan permintaan emas.
Kontrak emas untuk pengiriman Desember 2012, di Bursa Comex, Jumat (9/11) menguat 0,23% menjadi US$ 1.730,90 per ons troi ketimbang harga sehari sebelumnya. Selama sepekan lalu, harga emas telah naik 2,79%.
Para pelaku pasar yakin program quantitative easing tahap ketiga (QE3) masih akan berlanjut. Saat ini, pemerintahan Obama sedang bernegosiasi dengan Kongres  AS terkait rencana pengetatan anggaran dan kenaikan pajak. Kongres menilai, langkah ini berpotensi menimbulkan jurang fiskal di AS.
“Para investor membeli emas sebagai pelindung nilai terhadap ketidakpastian seputar program pajak dan masalah jurang fiskal,” kata Michael Smith, Presiden T&K Futures & Options seperti dikutip Bloomberg.
Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan, jika pengetatan anggaran terlaksana, maka pada semester satu 2013, AS akan berpotensi mengalami resesi ekonomi. Pasalnya, beberapa pihak menilai program pengetatan anggaran akan menghambat perluasan lapangan kerja. “Pertumbuhan ekonomi AS terancam minus di 2013,” ungkap Ariston.
Analis Investa Saran Mandiri, Kiswoyo Adi Joe, bilang, program stimulus yang dijalankan oleh beberapa negara maju seperti Jepang, China dan negara-negara Eropa membuat masyarakat masing-masing negara kebanjiran uang. “Likuiditas yang berlimpah salah satunya dialirkan untuk membeli emas sebagai sarana investasi,” ungkap Kiswoyo, Minggu (11/11).
Selain itu, permintaan emas dari India pada kuartal-IV yang diprediksi meningkat sebesar 15%, menjadi faktor  lain pengangkat harga emas.
Meski secara teknikal, Ariston melihat, harga emas cenderung bearish. Indikator moving average convergence divergence (MACD) memperlihatkan, harga masih bergerak di bawah moving average 200. Relative strength index (RSI) dan stochastic pun mengonfirmasi pelemahan harga emas.
Proyeksi Ariston, harga emas sepekan bergerak di kisaran US$ 1.712 – US$ 1.780 per ons troi. Sedang Kiswoyo memprediksi, harga emas relatif menguat di rentang US$ 1.700 - US$ 1.775 per ons troi.

Minggu, 04 November 2012

Permintaan safe haven naik, won melemah

Emas kembali diburu setelah jatuh dalam

Rabu, 31 Oktober 2012

Optimisme Eropa, harga emas melompat di NY

NEW YORK. Harga emas diperdagangkan menanjak ke level tertinggi dalam sepekan terakhir di New York, tadi malam. Pada pukul 13.46 waktu New York, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember naik 0,4% menjadi US$ 1.719,10 per troy ounce.
Pada transaksi sebelumnya, kontrak yang sama berada di posisi US$ 1.726,60 per troy ounce, level tertinggi untuk kontrak teraktif sejak 23 Oktober lalu.

Kenaikan harga emas terjadi seiring spekulasi investor bahwa krisis utang Eropa dapat segera diatasi.

"Penawaran terhadap emas bertambah karena optimisme Eropa. Pelemahan dollar juga menyokong hal tersebut," jelas Sterling Smith, futures specialist Citigroup Inc.

Posisi dollar AS memang terlihat melemah terhadap mayoritas mata uang utama dunia. Salah satu pemicunya adalah penguatan euro setelah menteri keuangan Eropa mendiskusikan untuk memberikan waktu tambahan kepada Yunani untuk memenuhi target bailout.

Sekadar tambahan, di sepanjang Oktober, harga emas melorot 3,1%. Padahal, pada empat bulan sebelumnya, harga emas terus menanjak. Jika dihitung, sepanjang tahun ini lonjakan harga emas sudah mencapai 9,7%.

BURSA AS Hari 1 pembukaan pasca Sandy, Wall Street melaju

Selasa, 30 Oktober 2012

Harga emas terangkat perayaan di India


JAKARTA. Harga emas menanjak. Spekulasi India akan meningkatkan permintaan emas selama festival keagamaan di negara itu menjadi salah satu penyebab.
Harga emas untuk pengiriman Desember 2012 di Bursa Comex, kemarin (30/10) pukul 17.45 wib, menguat 0,33% menjadi US$ 1.714,40 per ons troi. Namun dalam sebulan, harga emas masih menunjukkan pelemahan sebesar 3,35%.
"Impor emas dari India kemungkinan naik. Musim festival diawali Dussehra pada 24 Oktober, dan diakhiri oleh Diwali pada November," ujar Jonathan Barratt, pimpinan Buletin Barratt, media komoditas yang berbasis di Sydney, seperti dikutip Bloomberg.
Pengumuman Bank of Japan (BoJ) meningkatkan stimulus di Negeri Sakura, ikut mengerek harga emas. BoJ menaikkan stimulus sebesar 11 triliun yen, menjadi 66 triliun yen, melalui program pembelian aset untuk menggenjot ekonomi negara.
Tetapi kenaikan harga emas diprediksi tidak bertahan lama. Analis Philip Futures, Juni Sutikno, mengatakan, emas masih berpeluang besar untuk terkoreksi. Sentimen negatif dari krisis utang Eropa, yang menekan euro, menggerus daya beli emas sebagai alternatif investasi. Itu lantaran investor lebih condong memilih dollar AS sebagai aset yang lebih aman.
Juni menuturkan, permintaan emas dari India yang meningkat, belum mampu mengangkat harga emas secara signifikan. Penyebabnya, nilai rupee masih cenderung melemah terhadap dollar AS.
Tren bearish
Analis SoeGee Futures, Nizar Hilmy, menambahkan, saat ini emas berada dalam fase konsolidasi. Selama beberapa hari mendatang, emas kembali terkoreksi karena fokus utama para pemodal, hingga kini, masih terpusat ke krisis utang Eropa.
Secara teknikal, harga emas cenderung bearish. Moving average (MA) di bawah 25 dan moving average convergence divergence (MACD) berada di area negatif. Itu merupakan indikasi pelemahan.
Selama sepekan ke depan, pergerakan harga emas akan bergantung pada sentimen dari Uni Eropa dan negara Asia, seperti China dan Jepang. "Jika kondisi ekonomi sudah menunjukkan tanda perbaikan, ada potensi harga emas kembali stabil di kisaran US$ 1.725 - US$ 1.750 per ons troi," kata Juni.
Hitungan Nizar, pekan ini, emas berpeluang menguat ke kisaran US$ 1.687-US$ 1.730 per ons troi. Hingga akhir tahun, pergerakan harga emas diprediksi agak sulit bullish. Nizar berasumsi harga emas hingga akhir tahun ini dapat menyentuh kisaran US$ 1.800 per ons troi.    

Senin, 29 Oktober 2012

Asian stocks mixed to higher on hopes of BoJ easing; Nikkei up 0.48%

Forexpros - Asian stocks rose Tuesday on hopes the Bank of Japan will expand its monetary easing program

The Japanese monetary authority will announce its latest decision on interest rates and policy later in the day.

During Asian trading on Tuesday, Hong Kong's Hang Seng Index was down 0.01%, Australia's S&P/ASX200 was up 0.28%, while Japan’s Nikkei 225 Index was up 0.48%.

Weak indicators released in Japan earlier fueled talk of monetary intervention.

Industrial production in Japan fell more than expected in September, preliminary data showed.

In a report, the Ministry of Economy, Trade and Industry said that industrial production contracted 4.1% in September from  a contraction of 1.6% in the preceding month.

Analysts had expected industrial production to shrink by 3.3% last month.
Household spending in Japan fell more than expected last month as well.

Japan's Statistics Bureau said that Japanese Household Spending shrank by 0.9% in September compared with expansion of 1.8% in the preceding month.

Analysts had expected Japanese Household Spending to grow by 0.7% last month.

Japan’s unemployment rate, meanwhile, remained unchanged in September at 4.2%, in line with expectations.

Markets were keeping an eye on the U.S., where Sandy, a former hurricane that morphed into a massive post-tropical super storm, roared ashore and closed a large chunk of the eastern seaboard, including U.S. markets.

In Hong Kong, top decliners included New World Development, down 2.15%, Sino Land, down 1.53%, and China Unicom, down 1.35%.

In Australia, top gainers included Virgin Australia Holdings, up 4.35%, Sigma Pharmaceuticals, up 3.88%,  and Pacific Brands, up 3.57%.

European stock futures indicated a lower opening.

France's CAC 40 futures pointed to a loss of 0.24%, while Germany's DAX 30 futures also pointed to a loss of 0.30%. Meanwhile in the U.K., FTSE 100 futures were down 0.04%.

Dow Jones Industrial Average futures were down 0.73%, while the S&P 500 futures were down 0.64%.

Later Tuesday, Spain is to release preliminary third-quarter gross domestic product rates.

The U.S. is to release data on consumer confidence, a leading indicator of economic health, as well as industry data on house price inflation, an important indicator of demand in the housing sector.

By   

Keperkasaan si hijau menekan harga si kuning di NY

NEW YORK. Harga emas dunia mencatat penurunan tadi malam di New York. Berdasarkan data Bloomberg, harga kontrak emas untuk pengantaran Desember turun 0,2% menjadi US$ 1.708,70 per troy ounce di Comex, New York. Sepanjang bulan ini, harga emas sudah tergerus 3,7%.

Penurunan harga si kuning kinclong disebabkan oleh penguatan dollar AS. Kondisi itu secara otomatis memangkas permintaan emas sebagai investasi alternatif.

Sekadar informasi, dollar menguat 0,3% terhadap sejumlah mata uang utama dunia. Salah satu penyebabnya adalah kian meningkatnya kecemasan mengenai krisis utang Eropa yang sudah berlangsung selama tiga tahun akan semakin memberatkan perekonomian dunia. Pada pekan lalu, dollar menguat 0,6%, sementara harga emas turun 0,7%.

"Penguatan dollar yang menyebabkan harga emas semakin menurun," jelas Lance Roberts, chief executive officer Streettalk Advisors LLC di Houston.

Sekadar tambahan informasi, CME Group Inc, pemilik Comex, menyatakan bahwa trading floor di New York ditutup kemarin karena badai Sandy tengah menuju ke kota New York.

Oleh Barratut Taqiyyah

Bursa Jepang bangkit dari keterpurukan dua hari

TOKYO. Mayoritas saham yang diperdagangkan di bursa Jepang mencatat kenaikan. Kondisi itu menyebabkan bursa Jepang berhasil naik dari keterpurukan dua hari.
Pada pukul 10.18 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,5% menjadi 8.975,8. Adapun volume transaksi 10% di bawah rata-rata transaksi 30 hari. Sedangkan indeks Topix naik 0,4% menjadi 743,44. Dalam setiap empat saham yang naik, terdapat tiga saham yang turun.

Pergerakan sejumlah saham turut mempengaruhi bursa Jepang. Beberapa di antaranya yakni Fuji Heavy Industries Lyd yang naik 1,9% setelah data anggaran konsumen AS naik melampaui prediksi dan Sharp Corp naik 6,2% setelah adanya kabar perusahaan tengah melakukan pembicaraan dengan Apple Inc, Google Inc dan Microsoft Corp untuk pakta bisnis.
Sementara, saham Fujikura Ltd turun 4,6% setelah memangkas separuh dari prediksi labanya.

Analis menilai, investor pada hari ini melakukan aksi wait and see hasil pertemuan Bank of Japan yang berlangsung pada hari ini (30/10). "Mata investor tertuju pada keputusan mengenai pelonggaran kebijakan pada hari ini. Masih ada ekspektasi bahwa Bank of Japan akan mengambil aksi lanjutan. Data AS juga memicu kepercayaan bahwa perekonomian AS kian solid," urai Keisuke Shirasuka, fund manager Mitsubishi UFJ Asset Management Co di Jepang.